Artikel 6 : Client Centered Therapy

Pencetus Person centered therapy adalah Carl Rogers. Rogers  mengajukan dua asumsi dasar dari teori berpusat pada diri (person centered), yakni kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan formatif adalah kecenderungan dari setiap hal, baik secara organic maupun non-organic, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks, sedangkan kecenderungan aktualisasi adalah kecenderungan setiap manusia untuk bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi. Continue reading

Artikel 5 : Terapi Humanistik-Eksistensial

Salah satu tokoh yang terkenal dalam terapi humantistik eksistensial adalah Abraham maslow.

Pandangan Maslow tentang motivasi

Teori kepribadian maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama, Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi, yaitu keseluruhan dari seseorang, bukan hanya satu bagian atau fungsi, termotivasi. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal, yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Ketiga, orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Keempat, bahwa semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama dan yang terakhir motivasi adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki. Continue reading

Artikel 4 : Terapi Psikoanalisis

Struktur Kepribadian

Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari system, yakni

  1. Id adalah bagian paling primitive dari pikiran, setiap orang hanya memiliki id ketika dilahirkan, id merupakan tempat bersemayam naluri-naluri. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak.
  2. Ego satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego adalah ekskutif dari kepribadian yang memerintah,mengendalikan, dan mengatur.
  3. Super ego mewakili aspek-aspek moral dari kepribadian ideal serta dikenadalikan dengan prinsip-prinsip moralitas dan idealis. Super ego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.

Continue reading

Artikel 3 : Terapi Person Centered Therapy

Pencetus Person centered therapy adalah Carl Rogers. Rogers  mengajukan dua asumsi dasar dari teori berpusat pada diri (person centered), yakni kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan formatif adalah kecenderungan dari setiap hal, baik secara organic maupun non-organic, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks, sedangkan kecenderungan aktualisasi adalah kecenderungan setiap manusia untuk bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi.

Diri dan Aktualisasi diri

Menurut rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesdaran pengalaman sebagai “aku”. Saat bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu, sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan (kesadaran & ketdaksadaran, fisiologis, dan kognitif). Sebaliknya, aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktulisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran.

Konsep diri

Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadarai oleh individu tersebut. Konsep diri terbagi menjadi dua, yakni konsep diri real dan konsep diri ideal.

Hambatan pada kesehatan psikologis

Menurut rogers, tidak semua manusia dapat menjadi manusia yang sehat secara psikologis, malah, kebanyakan manusia mengalami beberapa hambatan pada kesehatan psikologis, seperti

  1. Penghargaan bersyarat, mereka mempersepsikan bahwa orang tua, teman sebaya, atau pasangan mereka mencintai dan menerima mereka.
  2. Inkongruensi, ketidakseimbangan psikologis dimulai saat kita gagal mengenali pengalaman organismic kita sebagai pengalaman diri, yaitu ketika kita tidak secara akurat membuat simbolisasi dari pengalaman organismic kita kedalam kesadaran, karena pengalaman tersebut terlihat tidak konsisten dengan konsep diri yang sedang timbul menyebabkan gangguan psikiologis.
  3. Sikap defensive, perlindungan atas konsep diri dari kecemasan dan ancaman, dengan penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri,
  4. Disorganisasi, dalam kondisi disorganisasi, manusia kadang berperilaku secara konsisten dengan pengalaman organismiknya dan kadang sesuai dengan konsep diri yang hancur.

Psikoterapi

  • Kondisi, klien yang cemas atau rentan harus bertemu dengan terapis yang kongruen, yang juga memiliki empati, dan penerimaan positif tidak bersyarat untuk klien tersebut.
  • Proses, rogers membagi kontinum menjadi tujuh tahap, yakni
  1. Tahap 1, dicirikan dengan ketidakmauan untuk mengomunikasikan apa pun tentang diri
  2. Tahap 2, klien mulai menjadi sedikit lebih tidak kaku.
  3. Tahap 3, klien lebih bebas dalam membicarakan diri mereka walaupun masih sebagai objek.
  4. Tahap 4, mulai berbicara mengenai perasaan mendalam, tetapi bukan yang dirasakan saat itu.
  5. Tahap 5, klien mulai melalui perubahan dan pertumbuhan yang signifikan
  6. Tahap 6, mengalami pertumbuhan yang dramatis dan pergerakan menuju seseorang manusia yang berfungsi sepenuhnya.
  7. Tahap 7, klien telah menjadi ‘manusia masa depan” yang berfungsi sepenuhnya.
  • Hasil

Salah satu hasil yang paling mendasar dari terapi berpusat pada klien adalah klien yang kongeruen, tidak defensive, dan lebih terbuka terhadap pengalaman. Hasil lainnya adalah konsekuensi logis dari hasil dasar ini.

Sumber

Feist, Jess., Feist, J, Gregory. (2013). Teori kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.

Artikel 2 : Terapi Humanistic eksistensial

Salah satu tokoh yang terkenal dalam terapi humantistik eksistensial adalah Abraham maslow.

Pandangan Maslow tentang motivasi

Teori kepribadian maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama, Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi, yaitu keseluruhan dari seseorang, bukan hanya satu bagian atau fungsi, termotivasi. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal, yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Ketiga, orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Keempat, bahwa semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama dan yang terakhir motivasi adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki.

Hierarki kebutuhan

Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan dilevel lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif, yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan ini memiliki karakter mendorong atau memotivasi. Lima kebutuhan tersebut, adalah

  1. Kebutuhan fisiologis, termasuk didalamnya adalah makanan, air, oksigen, dll.
  2. Kebutuhan akan keamanan, termasuk didalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan , dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam
  3. Kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, dll
  4. Kebutuhan akan penghargaan, termasuk didalamnya penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dll.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Karakteristik dari orang-orang yang mengaktualisasi diri

Maslow membuat daftar lima belas karakteristik sementara yang merupakan ciri-ciri orang-orang yang mengaktualisasikan diri sampai batasan tertentu.

  1. Persepsi yang lebih efisien akan kenyataan
  2. Penerimaan akan diri, orang lain, dan hal-hal alamiah
  3. Spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian
  4. Berpusat pada masalah
  5. Kebutuhan akan privasi
  6. Kemandirian
  7. Penghargaan yang selalu baru
  8. Pengalaman puncak
  9. Gemeinschaftsgefuhl (ketertarikan sosial)
  10. Hubungan interpersonal yang kuat
  11. Struktur karakter demokratis
  12. Diskriminasi anatara cara dan tujuan
  13. Rasa jenaka/humor yang filosofis
  14. Kreativitas
  15. Tidak mengikuti enkulturasi (apa yang diharuskan oleh kultur)

Psikoterapi

Bagi Maslow, tujuan terapi adalah agar klien dapat memiliki nilai-nilai kehidupan, yaitu untuk menghargai kejujuran, keadilan,kebaikan, kesederhanaan, dan seterusnya. Untuk mencapai tujuan ini, klien harus terbebas dari ketergantungan mereka terhadap orang lain sehingga keinginan alami mereka mencapai pertumbuhan dan aktualisasi dapat aktif.

Sumber : Feist, Jess., Feist, J, Gregory. (2013). Teori kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.